Cara Bersyukur Kepada Allah

cara bersyukur
Pernahkah kita merasa stress dalam kegelisahan? Merasa selalu dalam kekurangan?. Yaa, hal semacam inilah dapat terjadi lantaran kurangya pemahaman kita terhadap makna syukur atas nikmat yang Allah berikan. Karena seyogyanya, kita meyakini apa yang diberikan Allah merupakan pemberian terbaik untuk kita.
 
Rasul saw pernah bersabda bahwa orang yang paling bersyukur ialah manusia yang paling qanaah (menerima pemberian Allah) dalam kehidupannya, sedang manusia yang paling kufur adalah manusia yang rakus dan tamak. Karena orang yang rakus itu tak pernah menikmati yang sudah ia terima, tapi ia masih terus berangan-angan terhadap apa yang belum ia miliki.

Dalam Al Quran surat Ibrahim:7, Allah berfiman:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7)
 
Pada ayat di atas Allah memberitahukan kepada kita bahwa jika kita bersyukur atas nikmat – nikmat  yang kita terima, maka Allah akan menambah nikmat diatas kenikmatan yang telah diberikan-Nya pada kita. Tambahan nikmat yang dimaksud disini bisa berbentuk zahir (seperti harta yang bertambah), ataupun batin (misal: ketentraman hati, kebahagiaan keluarga, kekhusyuan shalat, ataupun nikmat-nikmat yang akan kita terima di akherat nanti).
 
Kemudian ketika hamba-Nya kufur nikmat, bahasa yang digunakan Allah dalam ayat di atas tidak dengan “akan aku adzab” (seperti  ketika bersyukur:” akan aku tambah nikmat”), tapi cukup dengan warning bahwa “adzab-Ku sangat pedih”. Jadi kalau nantinya seseorang mendapatkan adzab, itu adalah hasil dari apa yang dia lakukan sendiri, bukan karena Allah. Sebagaimana dengan nikmat, makna “adzab” pun bermacam-macam. Bisa saja bentuknya adalah dicabutnya nikmat dengan berbagai cara. Bentuk-bentuk siksaan lain, misalnya dicabutnya rasa takut kita untuk berbuat dosa, kita tidak lagi merasa rindu dengan surga ketika diceritakan, dll.
 
Sekarang bagaimana bersykur kepada Allah, dengan sebenar benarnya bersyukur kepada Allah? berikut penjelasannya:

Pertama, Ingat Kepada Allah
Di dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ath- Thabrani, Nabiyullah Musa pernah diperintahkan oleh Allah untuk bersyukur kepada-Nya. Allah ta’ala berfirman kepada Nabiyullah Musa,
”Wahai Musa beryukur lah kamu kepada Aku”
Apa jawaban Nabi Musa kepada Allah?
“Bagaimana saya bersyukur kepadaMu, Yaa Rabb?”
Allah ta’ala berfirman kepada Musa
“Wahai Musa ingatlah kamu kepada-KU” 
Hadist yang diriwayatkan Imam Ath Tabrani, mengajarkan kepada kita bahwa cara bersyukur yang pertama adalah kita mengingat kepada sang pemberi nikmat. Kalau kita diberi oleh Allah, dan kita lupa kepada yang memberi, sungguh itu bentuk kufur kepada Allah. Apa artinya? Bahwa kalau nikmat kita ingin ditambah oleh Allah ta’ala, rezeki yang sudah diberikan ini ingin ditambah oleh Allah kepada kita, satu langkah yang harus kita lakukan, INGAT KEPADA ALLAH.
 
Yang kedua, Meyakini Bahwa Semua Datangnya dari Allah
Masih diriwayatkan oleh Imam Ath Thabrani, bahwa Baginda Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wassalam bersabda, menceritakan dialog Allah kepada Nabiyullah Musa, “Wahai Musa bersyukurlah kamu kepadaku dengan sebenar – benarnya. Kemudian Nabi Musa ‘alaihissalam  berkata: “Yaa Rab, siapa yang bisa bersyukur kepadaMu dengan sebenar – benarnya bersyukur dan bagaimana caranya, Yaa Rab”
Allah menjawab,”Musa jikalau kamu mendapatkan sebuah kenikmatan dan kamu meyakini itu dari KU, sungguh yang demikian itu termasuk sebenar – benarnya bersyukur kepada-Ku”.
 
Dalam hadist ini bisa kita ambil kesimpulan bahwa selain mengingat kepada Allah, cara bersyukur kepada Allah yang kedua adalah meyakini semua yang kita dapatkan, datangnya  dari Allah ta’ala. Harta yang saat ini kita punyai, pangkat dan jabatan yang saat ini kita sandang, ilmu yang saat ini kita punyai, kita yakini semua dari Allah. Bukan karena akal kita, bukan karena kepandaian kita, bukan karena kekuatan kita, bukan karena usaha kita, bukan karena ikhtiar kita, bukan karena doa kita. Tapi kita patrikan dalam hati, bahwa ini adalah anugerah Allah. Keyakinan semacam ini termasuk bentuk bersyukur kepada Allah. Sebaliknya, jika merasa dari diri, dari akal, dari ototnya, sungguh termasuk bentuk kekufuran kepada Allah.
Semoga kita bisa tergolong menjadi orang yang pandai bersyukur..
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.(QS Luqman:12)
 
Doa untuk senantiasa beryukur, terdapat dalam alquran surat An Naml: 19 berikut:
“RABBI AUZI’NI AN ASYKURA NI’MATAKA ALLATI  AN’AMTA ’ALAYYA WA ‘ALA WALIDAYYA WA AN A’MALA SHALIHAN TARDHAHU, WA ADKHILNI BIRAHMATIKA FI ’IBADIKA AS-SHALIHIN”

(“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh“).

0 Response to "Cara Bersyukur Kepada Allah"

Posting Komentar