Kasih Ibu Tak Bertepi

Oleh ustaz Makmun Nawawi
 Ketika Hindun Binti Utbah duduk bersama putranya (Mu’awiyah bin Abu Sufyan) yang masih kecil, ia didatangi oleh seorang wanita. Rupanya wanita itu menangkap tanda-tanda kecerdasan pada Mu’awiyah. “Anakmu ini,jika sudah besar akan menjadi pemimpin kaumnya”. Sebagai wanita yang mulia dan mempunyai wawasan luas, Hindun pun menjawab, “Aku akan kehilangan ia, jika ia hanya menjadi pemimpin bagi kaumnya”.

Keluarga jelas memainkan peran amat signifikan dalam pembentukan karakter, cita-cita, dan obsesi seorang anak. Ditengah mobilisasi kerja seorang ayahyang waktunya lebih terkuras di luar rumah, wajar kalau kemudian peran luhur itu lebih banyak diambil oleh sang ibu. Dalam hal ini. Hindun telah menanamkan pada benak putranya bahwa ia_seorang ibu_tak rela jika anaknya hanya menjadi pemimpin bagi kaumnya. Dan kenyataanya, Mu’awiyah telah menjadi pemimipn Daulah Umawiyah selam 20 tahun. Sebelumya, ia juga menjadi Gubernur Syam selama 20 tahun.
Dalam pentas sejarah islam, betapa banyak tokoh gemilang yang lahir dari sentuhan bertuah dan tarbiyah yang hebat dari seorang ibu. Sosok Mu’awiyah di atas hanya satu contoh kecil betapa kasih ibu sungguh tak bertepi. Tokoh lain, Zubair bin al-Awwam prajurit berkuda yang menurut penilaian Umar RA kekuatanya setara dengan seribu orang. Ia tumbuh dalam asuhan ibunya Shafiyah binti Abdul Muthalib, bibi Rosulullah SAW dan kakak perempuan singa Allah, Hamzah bin Abdul Mutholib.
Dunia islam juga mengenal tokoh Imam Malik bin Annas. Semasa kecil, ia pernah berkata kepada ibunya”Aku akan mendatangi salah seorang penyanyi agar aku bisa belajar menyanyi kepadanya”. Sebagai wanita shalihah, sang ibupun menjawab “Duhai putraku, menyanyi itu dipandang tidak baik bagi orang-orang. Carilah ilmu agama!”. Ketika Allaah memberi hidayah kepada Malik kecil, maka ibunya mengenakan pakaian yang biasa diopakai oleh paara pencari ilmu kala itu dan meletakkan serban di atas kepala Malik, seraya berkata, “sekarang pergilah engkau mencari ilmu”.
Kini bagaimana dunia mengenal Malik bin Anas, alih-alih menjadi penyanyi, ia justru menjadi guru dari tokoh besar Imam Syafi’i, sekalihgus penyusun karya fenomenal di bidang hadis yaitu kita al-Muwaththa.
Sofyan ats-Tsauri, tokoh yang menjadi amirul mukminin dalam maslah hadis, adalah buah hasil seorang ibu Shalihah yang menyusui dan setia mengasuhnya. Saat Sofyan ats-Tsauri kecil akan belajar, ada nasihat ibunya yang bagus juga untuk ditiru oleh ibu-ibu Muslimah modern,”Wahai putraku, jika engkau menulis 10 huruf, perhatikanlah apakah rasa takutmu pada Allaah, sifat santun dan kelemahan lembutan pada jiwamu bertambah? Bila tak bertambah, maka ketahuilah bahwa 10 huruf yang kamu tulis itu membahayakan dan tak bermanfaat bagimu”.
Mulai dari mengandung dan menyapihnya dalam dua tahun, yang diempas dengan kelemahan demi kelemahan(Qs. Lukman :14), lalu segenap obsesinya dicurahkan untuk sang buah hati, maka amat pantas kalau sang bunda meraih penghargaan tiga kali lebih besar dari sang ayah(lihat hadis riwayat Imam Bukhori)
Republika, Kamis 1 Desember 2011 Hal 1

0 Response to "Kasih Ibu Tak Bertepi"

Posting Komentar