Maulid Nabi dan Keistimewaannya

Maulid Nabi dan Keistimewaannya
 Jika telah kita tahu itu, selanjutnya kita lihat kepada kabar sosok ini diantaranya kabar kelahirannya Nabi SAW. Kita dapatkan suatu kelahiran yang diistimewakan Allah, yang dikhususkan Allah, yang dimuliakan Allah, yang diagungkan Allah ta’ala. Orang – orang yang dilahirkan sebelum Nabi Muhammad dan sesudah Nabi Muhammad.
Bayi mana yang keluar dari perut ibunya lalu tersungkur bersujud, selain bayi yang ini?. Bayi mana yang keluar dari perut ibunya, lalu menegadahkan matanya ke langit, lalu keluar cahaya darinya ke arah langit?. Bayi mana saat kelahirannya, berhala – berhala di dunia terbalik?.
Bayi mana saat kelahirannya, api – api yang disembah selain Allah menjadi padam?. Api – api itu berumur 1000 tahun memiliki para penjaga yang selalu menyalakannya lalu padam saat kelahiran Nabi Muhammad. 
Kelahiran ini sama seperti yang lainnya?
Demi Allah, seperti siapa? Seperti kelahiran Anda atau kelahiran paman Anda? Seperti kelahiran siapa?. Tidak ada yang sepertinya sebelum dan sesudahnya. Ini dibedakan Allah. Ini dikhususkan. Beliau berkata dihaditsnya yang shohih, “sungguh ibuku telah melihat cahaya ketika melahirkanku yang menyinari istana – istana negeri Syam”.
Demi Allah, ini kelahiran biasa? Kelahiran biasa seperti yang lainnya?. Beliau berkata,”Aku adalah mimpi ibuku yang telah bermimpi begitu pula ibu – ibu pada Nabi bermimpi”. Begitu pula ibu – ibu para Nabi bermimpi. “Sungguh ibuku melihat cahaya ketika melahirkanku, ia melihat dari cahaya itu istana  istana busra SAW”. Ia berbeda.
Jika kita telah singgung keistimewaan yang telah diberikan Allah pada bayi ini, menurut Anda dengan menyebutkannya apakah kita mencari ridho Allah atau murka-Nya?. Menurut Anda, apakah dengan menyebutkannya kita mendekat kepada Allah atau menjauh?.
Kita baca dalam shohih muslim bahwa seseorang bertanya tentang Ibadah, beliau malah menyebutkan kelahiran. Jika menyebutkannya tidak ada faedah, kenapa wahai Rasulullah orang tidak bertanya tentang kelahiranmu, atau kapan itu atau waktunya tapi engkau malah menyebutkan kelahiran padanya, ia berkata,” wahai Rasul, puasa hari senin. Apa pendapatmmu tentang puasa hari senin?”. 

Dengarkanlah jawabaannya!
Beliau tidak katakan pahalanya begini dan ganjarannya begini. Beliau menjawab, itu hari aku dilahirkan. Apa ini? Beliau peduli terhadap kelahirannya atau tidak peduli?. Beliau mengagungkan kelahirannya atau menghinakannya?. Hari itu aku dilahirkan. Orang yang mengikuti sunnahnya tahu kebesaran hari itu atau meremehkannya?. Jika Anda ingin ikuti sunnahnya, ini ia sendiri berkata, “itu adalah hari lahirku dan sebaik – baik puasa adalah dihari itu”. 
Datang diriwayatkan selain Muslim, diriwatkan Imam Hakim dan Baihaqi, ia bersabda,” dihari itu diangkat menjadi Nabi, diturunkan padaku al quran, aku di Isra’ kan dan di hari itu aku datang ke Madinah”. Di tengah – tengah Madinah, artinya jika peringatan – peringatan tentang diriku berkaitan dengan hari kelahiranku maka ketahuilah kemuliaan hari tersebut dan istimewakan hari itu dengan ibadah semaumu. Inilah makna jawaban beliau shollalahu ‘alaihi wassalam.
Itu adalah hari aku dilahirkan dan sebaik – baik puasa aadalah puasa hari itu. Di hari itu diturunkan alqur’an padaku, aku di isra’ kan dan dihari itu aku hijrah dan di hari itu aku datang ke Madinah.
Shalawat Allah atasnnya dan atas keluarganya dan sahabatnya dan orang – orang yang dekat dari kekasih – kekasihNya.

diterjemahkan oleh : KH Khairullah Ramli. Pengasuh Majelis Adh Dhiyaul Lami

0 Response to "Maulid Nabi dan Keistimewaannya"

Posting Komentar