Seluk Beluk Tahun Hijriyah yang Perlu Kamu Ketahui

Tahun baru Hijriyah 1 Muharram
Awal Mula Pencetusan Kalender Hijriyah
"Sebentar lagi kita akan memasuki tahun baru, loh" Ungkap Ali dengan gembiranya.
"Lo, Oktober kok tahun baru??" timpal Udin bingung.
Hehehe, mungkin sebagian dari kita (khususnya umat muslim) ada yang lupa dengan tahun barunya umat muslim, tahun baru Hijriah. Atau malah jangan - jangan tidak tahu sama sekali. Nah kalo yang terakhir itu berabe, sampe segitunya. 

Sekedar info aja nih, pada tahun 682 Masehi yang lalu, khalifah Umar bin Khattab mendapati sebuah masalah. Pada waktu itu negeri Islam yang wilayah kekuasaanya semakin besar, ternyata menimbulkan berbagai persoalan. Kamu tahu apa?. Yaa, salah satunya persoalan mengenai administrasi. Waktu itu, surat menyurat antar gubernur atau penguasa daerah dengan pusat belum rapi. Ketidak rapian tersebut dikarenakan tidak adanya acuan penanggalan. Parahnya, karena tidak ada acuan tersebut, inisiatif masing masing daerah dalam urusan muamalah mereka yaitu menggunakan sistem kalender lokal. Nah, ini seringkali menimbulkan masalah karena antara satu tempat dengan tempat yang lain pastilah berbeda.

Berangkat dari problematika inilah, sang khalifah memanggil para sahabat dan dewan penasehat untuk menentukan sistem penanggalan yang bisa diberlakukan secara menyeluruh di semua wilayah kekuasaan Islam.

Praktik An - Nasi'
Sebenarnya, untuk sistem penanggalan yang dipakai umat Islam sudah ada tuntunanya di dalam Al Qur'an yakni sistem kalender bulan (qomariyah). Nama - nama bulan yang digunakan merupakan nama - nama bulan yang berlaku di kalangan kaum Quraisy di masa kenabian. Pada Qs. At Taubah ayat ke 36 disebutkan bahwa "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram..." (At Taubah (9): 36). 

For your information, dalam sejarah dan perjalanan kalender dunia, sistem penjadwalan waktu pada masa pra Islam (bahkan pada era Islam) pernah mengalami pergeseran oleh karena adanya praktik interkalasi (an-nasi') yang dilakukan orang Arab. Akibatnya, karena pergeseran tersebut, bulan Muharram tidak ada pada posisi sesungguhnya secara astronomis. 

Praktik an-nasi ini disalahgunakan oleh kaum Quraisy untuk mendapatkan keuntungan dengan datangnya jamaah haji pada musim yang sama pada tiap tahun, dimana mereka dapat mendapatkan keuntungan perniagaan yang lebih besar.  Selain itu, motivasi adanya praktik ini adalah (1) kebutuhan akan perang, diantaranya dengan mengundur bulan Muharam kepada bulan Safar, (2) untuk menyesuaikan selisih 11 hari antara tahun bulan dan tahun matahari, diantara konsekuensinya adalah dengan mengundur ibadah haji dari waktu sebenarnya, (3) untuk kepentingan perjalanan dan perdagangan, yaitu dengan menyesuaikan dengan musim panen dan perubahan musim. 

Nah pada tahun berikutnya (tahun 10 H) Nabi saw menunaikan ibadah haji yang merupakan haji wadak (haji perpisahan). Pada tahun itu (tahun 10 H) Nabi saw melaksanakan haji tepat pada bulan Zulhijah dan berdasarkan penampakan hilal. Seperti diriwayatkan dalam sebuah hadis, dalam khutbahnya Nabi saw mengkritisi sekaligus merekonstruksi praktik interkalasi (an-nasî’) yang sudah mentradisi dikalangan bangsa Arab. Nabi saw juga melarang dan menghentikan praktik interkalasi. Pelarangan ini secara tegas disebutkan dalam QS. 09: 37, berikut :
"Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir"

Selain itu, dalam QS. 09: 36 juga ditegaskan bahwa bilangan bulan di sisi Allah adalah berjumlah 12 bulan, dimana diantaranya terdapat empat bulan Haram: Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab. Penegasan ayat ini sekali lagi menegaskan pelarangan praktik interkalasi (an-nasi’) dan dimulainya era baru sistem kalender. Dengan demikian sejak saat itu, dan hingga kini, sistem penjadwalan waktu (kalender) telah teratur, yaitu berdasarkan peredaran faktual bulan dan atau matahari sesungguhnya. 

Kapan Penentuan Awal Hijriah?
Lantas, sudah tahu belum sih kamu kapan awal perhitungan kalender Islami ini? apa memakai tahun kelahiran Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wassalam, saat wafatnya Beliau, saat diangkat menjadi Rasul, atau saat kemenangan kaum muslimin dalam peperangan ? ehmm... mana yaa ??

Yaa, ternyata nih pilihan majelis Khalifah Umar jatuh pada tahun dimana terjadi peristiwa Hijrah. Karena itulah, kalender Islam yang kita kenal sekarang disebut sebagai kalender Hijriyah. Kalender ini dimulai pada 1 Muharram tahun dimana terjadi peristiwa Hijrah nya Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wassalam dari Mekah ke Madinah, yang mana bertepatan dengan 16 Juli 662 M

Nama - nama bulan dalam kalender Hijriyah yakni 
  1. Muharram, 30 hari
  2. Safar, 29 hari
  3. Rabiul awal, 30 hari
  4. Rabiul akhir, 29 hari
  5. Jumadil awal, 30 hari
  6. Jumadil akhir, 29 hari
  7. Rajab, 30 hari
  8. Sya'ban, 29 hari
  9. Ramadhan, 30 hari
  10. Syawal, 29 hari
  11. Dzulkaidah, 30 hari
  12. Dzulhijjah, 29/(30) hari
Total hari dalam 1 tahun 354/(355)
Sedangkan untuk nama - nama hari dalam kelender Hijriyah yaitu 
  1. Al-Ahad (Minggu)
  2. Al-Itsnayn (Senin)
  3. Ats-Tsalaatsa' (Selasa)
  4. Al-Arbaa-a / Ar-Raabi' (Rabu)
  5. Al-Khamsah (Kamis)
  6. Al-Jumu'ah (Jumat)
  7. As-Sabt (Sabtu)
Demikian seluk beluk tahun Hijriyah yang perlu kamu ketahui. Semoga bermanfaat.
Kuningan, 13 Oktober 2015

0 Response to "Seluk Beluk Tahun Hijriyah yang Perlu Kamu Ketahui"

Posting Komentar