A Maulid the Gift of the Rose, Persembahan Spesial untuk Makhluk Spesial

A Maulid the Gift of the Rose
Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammadin, miftahi baabirrahmatillah, ‘adadamaa fii ‘ilmillah sholatan wa salaman daimaini bi dawami mulkillaah wa’ala ali wa sohbih,,,
23 Januari 2016 sepertinya menjadi hari istimewa yang pernah saya alami. Rasanya hati ini masih dibawa, berbunga – bunga layaknya mawar merah yang bermekaran. Yaa, hari itu kebetulan ada sebuah maulid yang tak biasa. Tak biasa konsepnya, tak biasa pengisinya, tak biasa pengiringnya, tak biasa tempatnya. Kalau kita terbiasa mengikuti sebuah Maulid Nabi, pasti tidak asing dengan tim hadrah, pembacaan mawlid (berzanji, simthuddurror dll), dan dilengkapi mau’idhoh hasanah. Dari tempat satu ke tempat yang lain, tak akan beda jauh. Susunan acaranya tidak lebih akan seperti itu.
Hari itu, saya mengikuti, melihat, dan merasakan sendiri betapa kerennya, betapa menariknya sebuah Maulid diselenggarakan. Dengan iringan orchestra “Azza Oriental Orchestra”, narasi maupun sirah Nabi oleh berbagai public figur, serta lantunan sholawat dengan arrangement yang luar biasa bagus, menjadikan sebuah Maulid tercipta dalam satu paket yang menarik. Subhanallah wal hamdulillaah, tak hentinya saya mengucap syukur bisa ikut serta merasakan kemasan yang indah ini. Kemasan spesial dari musisi musisi spesial, untuk Manusia Spesial, Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wassalam.
Terimakasih kang Mustafa Daood, sang konseptor. Dan tak ketinggalan pula seluruh tim yang bekerja keras untuk acara ini. Kalian telah membuat saya kagum, kalian telah membuat saya ingin lebih mengenal Rosulullah makin dalam, meneladani sikap atau pun tindhak tandhuknya. Kalian membuat saya terpacu, terpacu untuk membuat kreatifitas yang membanggakan Rosulullah. Kalian membuat saya terbuka mata hati ini. Kalian telah berhasil memperkenalkan sebuah Maulid yang indah, acara yang selalu diributkan di Negeri ini.
Sebuah narasi renungan, oleh Habib Ahmad Al Habsyi

“Kita tidak pernah melihat wajah Rasul, kita tidak pernah jihad bersama Rosul. Tapi subhanallah, ada satu yang perlu disyukuri sampai hari kiamat nanti. Apa itu? Allah pilih kita menjadi orang – orang yang mencintai Rosul. Rosul memang telah tiada. Tapi subhanallah, nama Beliau masih tetap ada di hati kita. Kenapa bisa begini? Jawabannya, karena Rosulallah adalah sosok seorang manusia yang pandai mendesain sebuah cerita yang indah dalam perjalanan hidupnya. Dan ini mengingatkan kita pada sebuah pesan, 
Innamal mar’u hadiitsu man ba’dahu. Fa kun hadiitsan hasanan liman wa’aa
Seseorang itu akan menjadi legenda, bahan cerita bagi siapa pun yang telah mereka tinggalkan. Maka ciptakan cerita – cerita yang indah dalam perjalanan hidupmu. Biar nanti, sekalipun jasadmu terbenam dalam kubur, tapi namamu akan selalu hidup di hati mereka yang masih hidup. 
Betapa Rosul cinta kepada kita. Dan cintanya Nabi dibawa sampai mati. Dan Nabi adalah pemimpin yang cinta mati kepada kita. Bahkan detik – detik terakhir ketika Beliau akan tutup mata pergi menghadap Allah, siapa yang Beliau panggil di akhir hidupnya? “Ummati, Ummati, Ummati”. Umatku, umatku, umatku. Maka sudah seharusnya, semua yang ada disini sudah selayaknya kita harus cinta sampai mati kepada Nabi. 
Nabi menitipkan kado terindah untuk kita, di penghujung usianya jagalah shalatmu, muliakan para wanita, dan bela orang orang – orang yang lemah diantara kamu” 

Terakhir, semoga tujuan daripada acara ini yakni untuk memperkokoh karakter bangsa khususnya dalam meningkatkan rasa toleransi dalam masyarakat sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang memiliki akhlakul karimah bisa terwujud. Akhlak mulia sebagai cahaya Nabi Muhammad SAW yang digambarkan bak bunga mawar sebagai tanda cinta yang universal dilihat dari sudut pandang manapun tetap indah dan bisa diterima oleh semua kalangan, suku, bangsa dan agama.
Semoga jerih payah tim “A Maulid the Gift of the Rose”, pengisi acara serta pendukung acara mendapatkan ganjaran yang setimpal, dan seperti apa yang disabdakan Rosul bahwa “Seseorang itu bersama orang yang ia cintai”. Semoga ini menjadi wasilah kecintaan yang nantinya dapat mengumpulkan dengan makhluk, kekasih Allah, Nabi Muhammad Shollaallahu ‘alaihi wassalam.
Yah, itulah cinta. Ada pengorbanan dalam setiap pengharapan, ada kerja keras untuk sebuah kualitas, dan ada keikhlasan untuk menunjukkan sebuah kecintaan. Dan pada akhirnya akan berbuah manis, mekar indah seindah bunga mawar.
"Kalau dikemas dengan orkestra yang entertaining, dibikin menjadi sebuah keindahan, 
akhirnya jadi suatu tontonan yang benar-benar meninggalkan kesan 
untuk menggugah hati meneladani Rasulullah,"  
Mustafa "Debu" Daood

0 Response to "A Maulid the Gift of the Rose, Persembahan Spesial untuk Makhluk Spesial"

Posting Komentar